Pages - Menu

31 March 2014

Sindrom Asperger

Sindrom Asperger adalah salah satu jenis autisme. Sindrom ini ditemukan oleh seorang dokter spesial anak asal Austria bernama Hans Asperger pada tahun 1944. Hasil penelitian dr. Hans Asperger mengenai sindrom ini baru diakui secara luas oleh para ahli sekitar tahun 1980-an. Sindrom asperger biasa dikategorikan ke dalam high fucntioning autism, yaitu yang memiliki sedikit gejala berat. Penderita high functioning autism terlihat sebagai anak yang tumbuh normal biasa saja tetapi jika betul-betul diperhatikan baru terlihat memiliki kecenderungan seperti penderita low functioning autism (memiliki banyak gejala berat).

Adapun gejala-gejala autism, antara lain:
  • Menghindari kontak langsung seperti pelukan atau kontak mata.
  • Tidak menjawab panggilan atau suara lainnya.
  • Tidak menjawab jika ditanya tentang namanya.
  • Tidak berbicara atau menggunakan bahasa dengan benar.
  • Menggelengkan/mengombang-ambingkan bolak-balik, memutar atau membenturkan kepalanya.
  • Tatapan atau pandangan mata hanya pada sebagian objek,seperti pandangan pada bagian roda dari sebuah mainan mobil.
  • Tidak memahami gerak isyarat tangan atau bahasa tubuh.
  • Tidak berpura-pura atau bermain dengan permainan-permainan yang membuat percaya.
  • Sangat perhatian dengan urutan, rutinitas/kebiasaan sehari-hari atau ritual dan menjadi gelisah,cemas jika rutinitas tersebut berubah atau terganggu.
  • Mempunyai ekspresi wajah datar atau penggunaan suara yang monoton.
  • Melukai dirinya sendiri atau tidak takut akan bahaya.

Sementara gejala-gejala khusus pada penderita asperger sindrom adalah:

  • Memiliki kemampuan bahasa yang mendekati normal. Terkadang mereka kesulitan melakukan interaksi sosial namun sebagian besar mampu hidup mandiri ketika ia dewasa.
  • Tingkat kemampuan kognitif relatif tidak mengalami penurunan. 
  • Memiliki tingkat kecerdasan yang normal, bahkan beberapa memiliki intelegensia yang tinggi atau di atas rata-rata.
  • Menguasai atau menekuni minat suatu bidang tertentu dengan sangat detail bahkan yang tidak dilihat oleh orang kebanyakan, misalnya matematika, programming, astronomi dll.
  • Memiliki masalah yang melibatkan kontrol pergerakan anggota tubuh seperti menjaga keseimbangan atau tidak dapat mengontrol bagian anggota tubuh tertentu ketika sedang merasa cemas atau grogi.

Yang terpenting adalah bahwa sindrom asperger dan low functioning autism bukanlah sebuah penyakit mental atau kesalahan pola asuh orang tua terhadap anak. Orang tua yang memiliki anak dengan ciri-ciri seperti di atas memerlukan ekstra perhatian atas perkembangan anaknya dan mencurahkan kasih sayang dan keikhlasan untuk selalu setia menemani tumbuh kembang mereka. Kasus seperti ini semakin banyak terjadi, kita tidak sendiri. Dengan keikhlasan dan ikhtiar insyaa Allah kita menjadi orang tua yang amanah. Amiinn...

Beberapa gejala di atas yang ada pada anakku ketika mulai berumur 2 tahunan antara lain:
Kebiasaan menyusun mainan di rumah
  • Telat berbicara.
  • Berbicara dengan bahasa planet (bubbling). Ini seperti dia mau berbicara tapi tidak tau bagaimana bahasanya. Jadilah keluar bahasa yang ia ciptakan sendiri.
  • Ekolalia (menirukan dan mengulang-ulang kalimat atau ucapan yang ia lihat dari video tanpa mengetahui artinya)
  • Jika kita menunjuk suatu benda, ia seringkali tidak dapat menangkap benda mana yg kita tunjuk.
  • Sering menyusun atau menjejerkan mainannya dengan sangat rapi. 
  • Senang dengan keteraturan. 
  • Kadang tiba-tiba melompat-lompat dan berputar-putar mengelilingi ruangan.
  • Takut akan suasana bising / gaduh dan suara keras. Misalnya masuk ke dalam mal, menutup telinga setiap makmum mengucapkan "amin" ketika sholat di mesjid.
  • Gelisah jika cuaca mendung tanda akan hujan.
  • Sangat ketakutan di dalam pesawat.
  • Mata sering tidak fokus menatap ketika diajak berbicara.
  • Tidak terlalu senang bermain dengan teman sebaya. Jika ada yang mendekati mengajak bermain, dia malah menghindar.
  • Alhamdulillah dari beberapa test dan laporan dari guru sekolahnya mengatakan bahwa anak kami cerdas.

Sejalan dengan perkembangan usianya, sudah banyak kemajuan. Yang masih kami terus asah adalah kemampuan berbahasanya dengan terapi wicara, okupasi dan juga perilaku. Semoga tidak membutuhkan waktu lama ia siap mauk SD bulan Juni nanti. Mohon doanya...


Dari berbagai sumber:
http://noeylab.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Asperger
http://autislife.com/category/asperger
http://tumbuhkembanganakku.com

No comments:

Post a Comment