Ekolali adalah ciri utama pada anak yang mengalami gangguan kualitatif dalam perkembangan komunikasi yang biasa terlihat pada usia-usia 4-5 tahun. Contoh dari ekolalia adalah seorang anak bisa secara terus menerus mengulang satu kata atau kalimat atau nyanyian tanpa dimengerti artinya. Ekolalia seringkali muncul terjadi dalam situasi yang tidak tepat, sehingga agak membingungkan orang-orang di sekitarnya. Misalnya saat asyik bermain, tiba-tiba anak menirukan ucapan ibunya “Sebelum tidur cuci kaki dulu. Sebelum tidur cuci kaki dulu.” Karena pengulangan kadang terjadi beberapa kali, gejala ekolalia ini juga dinamai ‘membeo’.
Penyebab pasti ekolalia belum diketahui, tapi beberapa ahli mengaitkannya dengan anak-anak yang memiliki riwayat trauma cedera otak. Ahli lain mengatakan bahwa ekolalia merupakan perilaku yang dikuatkan oleh intrinsic reinforcement (dari dalam dirinya sendiri), semacam stimulasi diri. Jadi anak merasa puas atau senang jika berhasil menyamakan apa yang ia dengar dengan apa yang ia ucapkan.
Ciri ekolalia biasanya dimiliki penyandang autis muda dengan kemampuan verbal. Akan tetapi, ciri ekolalia bukanlah satu ciri yang penting karena dalam perkembangan anak umum juga terdapat fase di mana anak mulai bisa meniru dan selalu mengulang kata yang baru dikenalnya. Untuk membedakannya dengan anak autis, orang tua dapat mengetahuinya dengan cara apakah anak menyerti arti kata yang didengar atau diucapkannya.
Ekolali ada 2 macam:
1. Ekolali langsung, yaitu jika ucapan orang lain langsung diulangi saat itu juga setelah ia mendengar. Atau sering orang sebut dengan latah.
2. Ekolali tertunda, jika ucapan orang lain atau yang ia dengar dari televisi diulangi setelah beberapa jam atau keesokan harinya baik berupa kata atau kalimat utuh dengan sangat tepat.
Rumah Belajar Almas, sebuah lembaga belajar untuk anak berkebutuhan khusus memberikan tips langkah-langkah mencegah timbulnya ekolalia sebagai berikut:
- Jika anak mengulang pertanyaan yang diajukan kepadanya, bisa disebabkan karena anak belum paham maksud pertanyaan tersebut. Misalnya: “Apa ibukota Jawa Barat?” Secara spontan anak dengan gejala ekolalia, akan mengulang persis pertanyaan tersebut. Untuk mencegah, sebelum anak selesai mengucapkan kalimat pengulangannya, segera timpali dengan jawaban yang benar “Bandung”. Lakukan beberapa kali, dan berikan reward jika anak mampu pada akhirnya menjawab dengan benar tanpa mengulangi pertanyaannya. Sebagai generalisasi dan untuk melatih apabila kemungkinan anak akan banyak mendapat pertanyaan dari orang sekitarnya yang tidak diketahui jawabannya, dapat juga diarahkan untuk menjawab “tidak tahu.”
- Biasanya ekolalia yang muncul tiba-tiba, salah satunya karena anak sedang asyik sendiri dan tidak ada yang mengajak berkomunikasi. Untuk menghentikannya adalah dengan mengajaknya berdialog sederhana, dan membantu memberikan jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan yang diberikan.
- Dalam keadaan tertentu, bisa juga diberikan reaksi agar anak diam dengan mengatakan “ssssttt..” sambil memberi isyarat menekan bibir dengan telunjuk. Namun cara ini kadang kurang efektif karena dorongan yang sangat besar dari anak untuk mengulang ucapan orang lain secara terus-menerus.
- Jika anak sudah mampu membaca, dapat diajak untuk membaca buku favoritnya, sehingga perhatiannya akan fokus pada bacaan dan sedikit demi sedikit dapat mengurangi ekolalianya.
Anakku salah seorang yang terdeteksi mengalami gangguan ekolalia ini. Dia sering sekali mengulang-ulang ucapan dari video-video yang ia tonton di Youtube. Dia sangat fasih meniru percakapan-percakapan dalam bahasa Inggris dengan logat "bule"nya. Saking fasihnya, banyak yang mengira kami menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi sehari-hari di rumah, bahkan ada juga mengira dia bersekolah di sekolah bilingual.
Sungguh kami tidak mengira bahwa kebiasannya mengulang-ulang kalimat dari video yang ditontonnya itu bukan merupakan gejala gangguan komunikasi sama sekali karena memang dia hobby banget nonton Youtube dengan channel kesayangannya. Terlebih lagi kakeknya kebetulan adalah seorang guru besar bahasa Inggris, jadi kami pikir memang sudah bawaan gen-nya... :)
Kami juga mengira bahwa speech delaynya ini karena bingung bahasa. Di mana yang dia tonton sehari-hari menggunakan bahasa Inggris sedangkan sehari-hari lingkungannya menggunakan bahasa Indonesia.
Untuk mengatasi speech delaynya, saat ini ia sedang kami ikutkan terapi wicara di Spectrum, Bintaro.
Untuk mengatasi speech delaynya, saat ini ia sedang kami ikutkan terapi wicara di Spectrum, Bintaro.
Semoga lekas teratasi ya, Nak... Peluk, cium dan doa selalu dari papa dan mama buat kamu...
Referensi:
Referensi:
- Berbagai sumber dari Googling
- KBBI & Merriam Webster
- http://www.kartunet.com/pola-komunikasi-anak-autis-74
- https://www.facebook.com/pages/Rumah-Belajar-Almas/238443766204151
- KBBI & Merriam Webster
- http://www.kartunet.com/pola-komunikasi-anak-autis-74
- https://www.facebook.com/pages/Rumah-Belajar-Almas/238443766204151
Anak saya umur 3 thn 7 bln jg echolia, sempat speech delay, tp semenjak sudah distop nonton yutub baik lewat tv atau hp, sudah mulai bs sedikit komunikasi, sekarang tv sudah off sama sekali dan sedang terapi wicara jg. Alhamdulillah mulai menunjukkan kemajuan, klo dipanggil namanya, sudah mulai hapal utk menjawab "apa" dan kalo ditanya "namanya siapa" sudah bs jawab namanya sendiri. Semangat utk putra bpk n kel, semoga yg kita harapkan thd anak kita cepat terwujud. Amiin..
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir dan sharing di sini ya Bu Devy. Habat, Ibu bisa off tv di rumah! Saya sendiri tidak bisa, tapi alhamdulillah sudah bisa kontrol penuh konten apa yang ditonton oleh anak.
DeleteSemangat juga ya Bu Devy :)